Selasa, 13 November 2012

Darah & Peredaran Darah

Resume
 DARAH DAN PEREDARAN DARAH
( Dr. Darmadi Goenarso )

PENDAHULUAN
Secara fisiologi, kepentingan darah yang utama pada hewan adalah untuk mengangkut bahan makanan dan gas pernapasan, dari bagian pernapasan hewan ke berbagai sel yang melaksanakan metabolisme didalam tubuhnya. Fungsi lain untuk pengangkutan hormone dan bahan lain, serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Fungsi darah yang berhubungan dengan system perlindungan, berperan pada reaksi imunitas. Secara keseluruhan darah juga harus mampu melaksanakan pencegahan agar tidak terjadi kehilangan sejumlah volume darah karena luka atau sebab lain sehingga harus ada mekanisme pembekuan darah.
FUNGSI TRANSPORTASI DAN NON TRANSPORT PADA DARAH
A.  FUNGSI TRANSPORTASI PADA DARAH
1.    Pigmen Respiratori
Berbagai bahan organic yang berwarna dikenal sebagai pigmen respiratori. Senyawa ini memiliki afinitas atau daya ikat terhadap oksigen sehingga dapat meningkatkan kapasitas angkut darah akan oksigen. Pada hewan vertebrata senyawa ini dikenal sebagai hemoglobin.
2.   Hemoglobin
Molekul Hemoglobin terdiri dari bagian senyawa cin-cin yang disebut Heme terikat pada molekul protein dari jenis globulin. Mengandung atom besi (Fe). Molekul protein sangat bervariasi antar spesies hewan berbeda. Molekul hemoglobin dalam keadaan mengikat oksigen atau oksigenasi Hb disebut oksihemoglobin. Kadar pigmen respiratori, hemoglobin atau bentuk pigmen lain dalam darah.mempengaruhi jumlah oksigen yang dapat diangkut. Dengan bertambahnya kadar Hb dalam darah, kekentalan darah akan meningkat, atau meningkatkan konsentrasi osmotis darah hingga berakibat dapat meningkatkan laju peredaran darah. Untuk menghindarkan turunnya laju peredaran darah maka Hb tidak beredar dalam plasma tetapi berada dalam sel darah merah (Eritrosit), pada hewan vertebrata. Dengan pertambahan jumlah sel darah maka peredaran dalam kapiler akan mengalami hambatan. Unit heme ini pada darah vertebrata umumnya mengelompok menjadi molekul besar yang terdiri dari empat unit heme dalam satu mol Hb secara keseluruhan dapat mengikat empat molekul oksigen.
Besi di dalam heme selalu dalam bentuk ferro dan tidak berubah menjadi ferri pada saat mengikat oksigen. Jadi Hb-O2 bukanlah merupakan hasil oksidasi secara kimia, lebih tepat bila dikatakan sebagai oksigenasi. Bentuk ikatan Hb-O2 bukan merupakan ikatan yang erat, di paru-paru dan insang Hb dapat mengikat oksigen dan dengan mudah pula akan melepaskannya kemabli di jaringan, bergantung pada tekanan parsial oksigen di sekelilingnya. Di paru-paru atau insang parsial oksigen relative tinggi hingga terbentuk oksi-Hb. Dijaringan lain, parsial oksigen lebih rendah karena terus menerus digunakan oleh sel pada jaringan tersebut. Pada keadaan demikian oksihemoglobin akan terdisosiasi dan terjadi pelepasan oksigen.
3.  Disosiasi Oksihemoglobin
Karakteristiknya , Hemoglobin dapat didedahkan pada ruang berisi oksigen murni, jumlah oksigen yg diserap Hb selanjutnya diukur. Pengukuran kandungan oksigen yang diikat Hb dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Pada kondisi demikian jumlah oksigen yang dapat diikat Hb dinyatakan sebagai 100% jenuh. Setiap unit heme dianggap dalam keadaan mengikat 1 molekul oksigen. Cuplikan Hb tersebut kemudian didedahkan pada kondisi dengan lingkungan oksigen yang kurang dari 100% sebagian dari oksigen yang telah terikat akan terlepas. Dalam keadaan demikian diukur lagi kandungan oksigen yang terikat pada Hb. Grafik yg terbentuk dinamakan kurva disosiasi oksihemoglobin, yang menyatakan afinitas Hb akan oksigen pada beberapa tingkat tekanan parsial oksigen. Pada umumnya kurva ini berbentuk sigmoid.
Oksigen yang diikat dan dibawa dari paru-paru akan dilepaskan diberbagai jaringan. Bila kebutuhan jaringan akan oksigen meningkat maka pO2 dijaringan akan menurun ke tingkat lebih rendah lagi hingga lebih banyak oksigen akan dilepas dari hemoglobin.
Otot memiliki juga Hb yang disebut mioglobin. Oksigen yang dilepas dari Hb biasanya akan mudah terikat pada mioglobin. Oksigen akan disimpan di otot atau dilepas lagi kecairan jaringan pada saat dibutuhkan. Enzim sitokrom oksidase dalam setiap sel yang akan menggunakan oksigen dapat menampung oksigen pada pO2 serendah 5 mmHg, jadi akan mengambilnya dari mioglobin pada saat diperlukan oleh sel. Pengikatan oksigen oleh Hb atau mioglobin merupakan ksigenasi, sedangkan pengikatan oksigen dengan hydrogen dikatalisasikan oleh sitokrom oksidasi merupakan oksidasi kimia yg sesungguhnya. Reaksi ini berlangsung searah pada proses metabolisme hewan.
Bentuk kurva disosiasi oksihemoglobin dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dilingkungan. Peningkatan PCO2 akan menggeser kurva ke sebelah kanan. Bila PH turun (peningkatan keasaman) menimbulkan akibat yang sama seperti peningkatan PCO2. Kedua kondisi tersebut sama dengan keadaan yang terjadi dijaringan pada saat aktivitas metabolisme meningkat. Pada PO2 berapapun, oksigen yg terikat pada hemoglobin darah semkin menurun karena PCO2 meningkat atau PH menurun. Pada keadaan dimana kebutuhan dijaringan meningkat, Hb darah melepaskan lebih banyak lagi oksigen. Dampak PCO2 atau PH terhadapbentuk dan poisi kurva disosiasi oksihemoglobin dikenal efek bohr. Efek ini menimbulkan perubahan afinitas Hb akan oksigen pada PO2 yang rendah, tetepi efek ini minimal pada tingkat PO2 yang lebih tinggi. Jadi peningkatan oksigen di paru-paru hanya berubah sedikit, tetapi pelepasan oksigen ke jaringan sangat meningkat. Air yang memiliki  PCO2 yang rendah biasanya tingkat PCO2 tinggi. Pada invertebrate yang hidup di air yang kurang sekali mengandung oksigen terjadi efek bohr yang terbalik, yaitu kurva bergeser ke sebelah kiri pada PCO2 tinggi. Kurva disosiasi oksihemoglobin pada amphibi yang akuatik terletak disebelah kiri kurva yang lebih banyak hidup terestial. Perbedaan ini timbul karena PO2 di air lebih rendah dari pada di udara. Demikian juga pada hewan yang hidup ditempat yang lebih tinggi atas permukaan laut berada pada lingkungan PO2 yang lebih rendah, memiliki kurva disebelah kiri dibandingkan dengan hewan yang hidup di daratan rendah.
4.  Transport Karbondioksida
Karbondioksida dalam plasma darah terutama diangkutdalam bentuk ion bikarbonat (HCO3). Karbondioksida berdifusi ke darah dari sel jaringan yang memproduksinya. Pengangkutan selanjutnya dilakukan dengan beberapa cara:
1.      Sejumlah kecil CO2 bereaksi dengan air di plasma membentuk asam karbonat H2CO3. Asam karbonat yang terbentuk bereaksi dengan erbagai system buffer dalam darah sehingga tidak mengubah PH darah. Contoh
Na2HPO4 + H2CO3                         NaH2PO4 + NaHCO3
2.     Sebagian besar CO2 berdifusi dari plasma masuk ke butir darah merah, disini terbentuk H2CO3 prosesnya dipercepat dengan bantuan enzim anhidrase karbonat selanjutnya terionisasi menjadi ion karonat dan hydrogen.
CO2 + H2O             H2CO3            H+ + HCO3-
Sebagian besar ion karbonat ini selanjutnya berdifusi kembali ke plasma dan dibawa dalam bentuk demikian. Agar terdapat keseimbangan elektrik pada membrane butiran darah ini segera terjadi difusi ion klorida (CL-) masuk dari plasma.  
3.    Sebagian besar asam karbonat yang terbentuk di butir adrah merah yang telah diuraikan di atas, tetap berada di dalam dan bereaksi dengan hemoglobin. HbO2 dan HHb bersama-sama membentuk system buffer di dalam butir darah merah agar asam karbonat tidak mengubah PH,
KHb + H2CO3                 KHCO3 + HHb
4.    Akhirnya beberapa karbondioksida yang terlarut masuk ke butir darah merah bereaksi langsung dengan gugus amino (-NH2) pada HbO2 membentuk senyawa karbamino disebut Karbhemoglobin
 H                                                        H
Hb – N       H       +   CO2                 Hb – N     COOH

Mengangkut CO2 dilakukan drah dengan beberapa cara sambil mengalir melewati jaringan tubuh. Sesampainya di kapiler-kapiler paru-paru, CO2 akan dilepaskan dengan arah reaksi yang terbalik. Selanjutnya CO2 akan berdifusi dari darah ke alveoli paru-paru dan kemudian terjadi ekspirasi, terbawa udara keluar. Harus dipahami  bahwa hemoglobin tidak melepaskan semua oksigen ke jaringan atau karbondioksida di paru-paru, perbedaan PO2 antara arteri dengan vena hanya 30 %. Efek bohr dapat meningkatkan penggunaan oksigen selama peningkatan aktivitas fisik hingga tentunya meningkatkan perbedaan PO2 antara darah arteri dengan darah vena.
B.  FUNGSI NON TRANSPORT DARAH
1.    Koagulasi Darah
Darah memiliki fungsi sangat kompleks, karenanya harus ada mekanisme untuk mencegah kehilangan darah disebabkan oleh luka. Pada hewan vertebrata terjadi proses kimia yang kompleks sehingga terjadi koagulum atau bekuan darah. Bekuan darah selanjutnya kemudian akan menarik pinggiran luka untuk saling menyatu hingga akhirnya luka akan tertutup. Koagulum terbentuk karena terjadi pengendapan protein darah khusus yang disebut fibrin. 
Reaksi pembekuan darah berlangsung sangat kompleks. Peristiwanya dimulai dengan pelepasan senyawa yang disebut tromboplastin atau trombokinase dari sel-sel jaringan luka dan platelet atau trombosit. Di peredaran darah terdapat zat lain disebut antriprotomin. Antiprotombin menutupi protrombin dan mencegahnya agar tidak terjadi reaksi. Tromboplastin dilepaskan dari sel-sel jaringan dan trombosit mengatur antiprotrombin hingga protrombin dapat dibebaskan. Protrombin menjadi aktif dengan adanya ion kalsium (Ca++), bentuk aktifnya disebut trombin. Trombin mengubah protein darah fibrinogen yang larut menjadi fibrin yang tidak larut. Fibrin mengendap berbentuk anyaman yang menyumbat luka sehingga aliran darah tidak keluar. Plasma yang melewati jalinan fibrin membawa sel-sel darah yang tersangkut disini dan akibatnya menyumbat luka sehingga menjadi lebih rapat. Platelet (trombosit) yang terbawa ke anyaman fibrin akan pecah dan melepaskan lebih banyak tromboplastin sehingga mempercepat proses endapan fibrin. Dengan cara demikian terjadilah bekuan yang solid yang benar-benar akan menutup luka yang sebelumnya terbuka, sehingga tidak terjadi lagi kebocoran aliran darah.
Darah mengandung factor yang mencegah terjadinya koagulasi di saluran darah yang tidak luka. Diantaranya factor tersebut dikenal heparin.
2.   Pengaturan Osmotik
Dalam darah terdapat protein yang larut yaitu fibrinogen. Globulin dan albumin. Fibrinogen sangat berperan dalam proses pembekuan atau koagulasi darah. Globulin terlibat dalam pembentukan hemoglobin dan juga sebagai senyawa imun atau antibody . albumin berada dalam jumlah besar, di hewan vertebrata hampir mencapai separuh dari protein darah. Molekul albumin secara relative kecil dibandingkan dengan protein lainnya, namun karena jumlahnya sangat besar sangat mempengaruhi tekanan osmotic darah.
3.  Imunitas
Kekhususan darah lainnya (berkaitan dengan limfe) pada hewan vertebrata dalam hal perlindungan merupakan perisai alam. Fungsi perlindungan ini bergantung pada kemampuan beberapa jenis sel pada system limfe. Jenis ini disebut sel plasma. Yang mampu memproduksi senyawa hingga hewan dapat imun terhadap organism pathogen (bakteri,virus) atau terhadap senyawa toksik yang diproduksi organism tsb. Senyawa imun yang diproduksi sel plasma disebut antibody atau badan imun. Globulin darah merupakan bahan yang diproduksi antibody. Yang merupakan bagian besar protein dara yang terlarut dan dapat dibedakan menjadi 3 type yaitu globulin alpha, beta, dan gamma. Globulin gamma merupakan molekul yang biasanya mengkait pada produksi antibody.
Bila protein ‘asing’ masuk, suatu protein yang tidak biasa terdapat pada suatu hewan, sel-sel plasma akan memproduksi globulin gamma yang spesifik untuk menghadapi protein asing tsb. Protein asing ini disebut antigen. Bila suatu organism terdedah lagi pada antigen yang sama yang telah menyebabkan diproduksinya antibody yang spesifik, maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi. Dan menghasilakan eliminasi atau destruksi antigen.
4.  Golongan Darah
Kode genetis diwariskan melalui DNA pada kromosom di dalam inti sel. Kromosom berada berpasangan, anggota pasangan kromosom dikatakan sebagai homolog kromosom. Setiap anggota pasangan homolog kromosom memiliki tempat untuk kode pemberi sifat yang serupa. Kromosom dapat terbetuk 6 kombinasi dari 3 bentuk protein A,B, dan O yaitu AA,BB,OO,AB,AO, dan BO.
Bila terjadi campuran darah dari golongan berbeda akan terjadi reaksi antigen-antibodi disebut aglutinasi, yaitu suatu pengelompokan atau penggumpalan butir darah merah dalam bentuk besar.

5.     Elemen Darah Yang Terbentuk
Disamping bagian cair (plasma), darah berisi pula beberapa macam butiran, sel dan bagian-bagian sel. Di dalamnya termasuk eritrosit (sel atau butir darah merah), beberapa macam lekosit (sel darah putih), dan platelet (trombosit) yang sebenarnya adalah fragmen-fragmen sel.
Lekosit dibagi kedalam 2 kelompok besar. Sel yang memiliki granula yang jelas pada sitoplasmanya disebut granulosit, yang tidak memiliki granula disebut Agranulosit.
Granulosit memiliki bentuk inti khas berlobus.Terdapat 3 tipe granulosit yaitu Eosinophil, Basophil, dan Netrophil.
Agranulosit berinti besar tetapi sitoplasmanya tidak jelas. Dua tipe yang dibedakan atas bentuk dasar intinya yaitu Limfosit berbentuk bulat dan Monosit berbentuktapak kuda. Limfosit menjadi sel fagosit yang besar disebut makrofag, basofil berubah menjadi tipe sel lain. Berbagai lekosit berperan dalam kekebalan tubuh.

PEREDARAN DARAH (Sistem Kardiovaskular)
A.   Vertebrata
Peredaran darah dibangun atas berbagai saluran. Saluran yang keluar dari (meninggalkan) jantung, disebut pembuluh nadi (arteri). Jantung berdenyut dengan frekuensi tertuntu hingga darah keluar ke nadi besar (aorta). Pembuluh ini menuju ke seluruh bagian tubuh, bercabang menjadi pembuluh berdiameter lebih kecil (arteriol), saluran terkecil disebut kapiler. Dari kapiler kepembuluh berukuran semakin besar (venul) hingga menjadi pembuluh batik besar (vena). Darah pada arteri membawa oksigen lebih banyak (darah arteri) disbanding vena. Disamping itu darah mengalirkan zat makanan dan bahan lain yang diperlukan tubuh.
1.      Ikan
      Memiliki jantung untuk memompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh. Dan merupakan bagian dari saluran darahyang membentuk diri menjadi alat untuk memompa. Terdapat otot yang kuat untuk memompa dan mengalirkan darah. Jantung ikan terdiri atas :
-          Sebuah serambi (atrium) dengan dinding kamar yang tipis
-          Sebuah bilik (ventrikel) dengan dinding tebal , diantara serambi dan bilik terdapat katup yaitu alat penutup dan pembuka agar darah dapat mengalir dari serambi bilik dan sebaliknya. Dengan adanya katup maka darah mengalir sinambung dan teratur.
      Darah dari vena di kumpulkan di sinus venosus, jaringan ini memiliki daya denyut sendiri (= pace maker). Darah di pompa ke atrium dan di teruskan ke ventrikel masing-masing terdiri atas satu ruang, kemudian diteruskan ke ruang terakhir disebut bulbus arteriosus atau conus arteriosus. Darah ke ventral aorta sangat pendek dan percabangan masing-masing menuju lengkung insang.
      Ventral aorta pada ikan pembuluh yang keluar dari bulbus atau conus mengalirkan darah vena . terjadi pertukaran gas pernapasan di insang sehingga aliran yang keluar dari insang menjadi darah arteri. Pada ikan aliran yang keluar dari insang diteruskan ke seluruh bagian tubuh.
      Terdapat perbedaan pada aliran darah ikan yang berparu-paru. Aliran yang menuju paru-paru berasal dari insang sehingga sebenarnya merupakan aliran darah arteri. Atrium pada ikan berparu-paru sudah memiliki sekat sehingga atrium terdiri dari 2 ruang. Namun sekat pemisah pada ventrikel belum sempurna sehingga masih dapat dikatakan satu ruang. Aliran dari atrium kiri dan kanan tidak bercampur sempurna karena dipisah oleh semacam katup spiral. Darah vena dari berbagai bagian tubuh akan kembali ke jantung melalui 3 jalur yaitu
a.  Melalui hati (liver), pembuluh ini berasal dari dinding usus, terserap zat makanan. Dan sebagian zat ini di simpan dihati
b.  Melalui ginjal, darah dibersihkan dari berbagai senyawa hasil metabolisme yang tidak diperlukan dan harus di buang
c.   Lewat pembuluh lain yang berasal dari hati atau ginjal. Aliran ini berasal dari bagian depan tubuh (kepala).
2.     Amfibia
      Dengan bergantinya insang dengan paru-paru terjadi pula perubahan pada berbagai organ, yaitu :
a.                                                               Bentuk alat pernafasan
b.                                                               Lengkung aorta terdapat pada larva ampibia pada saat terjadi pembentukan paru-paru terbentuk cabang dari lengkung aorta belakang yang menuju ke paru-paru, fungsinya untuk mengalirkan darah ke paru-paru dari jantung yang disebut arteri pulmonalis.
c.                                                                Dari paru-paru terdapat pembuluh menuju jantung disebut arteri pulmonalis
d.                                                               Serambi (atrium) jantung terbagi atas 2 ruang, ruang kiri dan kanan. Serambi kanan mendapat aliran darah vena dan serambi kiri menerima aliran darah arteri dari paru-paru. Susunan peredaran darah amphibi menyerupai susunan peredaran darah ikan berparu-paru. Aliran darah yang kurang oksigen dari seluruh tubuh masuk ke bagian jantung dan diteruskan ke paru-paru dan kulit. Jantung amphibi memiliki sinus venosus untuk menampung darah dari pembuluh balik. Jantung nya memiliki bulbus arteriosus atau truncus arteriosus  fungsinya memperhalus tekanan darah pada arteri
e.                                                               Insang yang tidak diperlukan lagi akan menciut dan akhirnya menghilang
f. Dengan lenyapnya insang beberapa lengkung aorta juga mengalami perubahan lengkung aorta yang muka menjadi arteri leher (carotis) menuju ke kepala. Lengkung aorta ketiga lenyap . lengkung aorta keempat menjadi arteri pulmocutaneus. Pemuluh ini menuju daerah kulit membantu pernafasan pada amphibi
      Terdapat dua lengkung aorta kiri dan kanan dari setiap lengkung aorta keluar percabangan ke anggota badan depan, dinamakan arteri subclavia. Kedua lengkung aorta kiri dan kanan setelah melewati esophagus bergabung dibawah tulang belakang menjadidorsal aorta dan mengalirkan darah ke tubuh bagian belakang. Setelah beredar ke berbagai bagian tubuh darah telah melepaskan oksigen ke jaringan, darah kembali ke jantung melalui 2 versa yaitu pembuluh vena belakang dan pembuluh vena depan.
3.    Reptilia
      Terdapat 2 kelompok reptilian dalam hal system peredarannya. Reptilian yang non krokodil memili jenis peredaran dan jantung yang sama dengan katak dan kodok. Kecuali kulit reptilian tidak memiliki fungsi untuk pertukaran gas pernapasan ventrikel juga terpisah tidak sempurna seperti pada ikan berparu-paru. Pada reptile golongan krokodil atrium maupun ventrikel terbagi sempurna hingga masing-masing menjadi 2 ruang dan tidak terjadi pencampuran darah kaya oksigen dan kurang oksigen.
4.    Burung pola peredaran darah burung menyerupai mamalia , pada burung mempertahankan lengkung aorta kanan dan kehilangan lengkung aorta kiri. Denyut jantung pada burung lebih cepat dan tekanan darah arteri lebih tinggi. Jantung burung secara proporsional lebih besar karena di perlukan untuk terbang maka denyutnya lebih cepat. Burung membutuhkan banyak oksigen. Susunan aliran darah lebih sempurna. Jantung terdiri atas :
a.                                                               Atrium kanan dan kiri
b.                                                               Ventrikel kanan dan kiri
Pada burung terdapat peredaran darah pendek dan peredaran darah panjang mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
5.     Mamalia
      Terdiri dari jantung yang memompa darah ke dua peredaran tertutup, yaitu peredaran paru-paru dan peredaran sistematik. Setiap peredaran dilengkapi arteri yang membawa darah dari jantung vena mengembalikan darah ke jantung dan kapiler yang menghubungkan arteri dengan vena.
a.                                                               Jantung mamalia
      Merupakan pompa ganda karena setengah daripadanya memompa bagian sirkulasi yang terpisah. Bagian paruh kanan menerima darah dari peredaran sistematik dan memompanya ke paru-paru. Bagian paruh yang sebelah kiri mendapat darah yang kembali dari paru-paru dan memompanya lagi ke peredaran sistematik.
      Darah dari aliran sistematik masuk ke atrium kanan dan dari paru-paru masuk ke atrium kiri pada saat bersamaan. Dari atrium darah masuk masing-masing ke ventrikel sisi yang sama. Ventrikell berkontraksi untuk mendorong darah ke arteri , dari ventrikel kanan ke arteri yang menuju paru-paru , dari ventrikel kiri darah masuk ke aorta . katup jantung dapat mencegah arah aliran yang sebaliknya.
      Pada saat ruang jantung berkontraksi (sistol), relaksasi jantung (diastole). Pada waktu ventrikel melaksanakan sistol, darah di dorong ke arteri pulmonalis dan ke aorta. Tekanan darah pada arteri-arteri meningkat hingga maksimum (tekanan sistol). Saat ventrikel melemas dan sedang diisi darah dari atrium terjadi penurunan tekanan pada arteri karena darah mengalir ke kapiler dan vena.
b.     Keluaran jantung
      Merupakan volume darah yang setiap menit dipompa jantung atau volume permenit atau volume menit.  Jumlah ini bergantung pada denyut permenit. Pada saat sistol ventrikel tidak mengosongkan seluruh isi jantung masih ada sejumlah kecil darah lebih kuat. Peningkatan volume darah balik dari vena dapat menghasilkan peningkatan volume permenit keluaran jantung hingga menghasilkan sistol lebih kuat.
      Pengaturan denyut jantung dimulai dari sumber denyut yang mendapat perintah dari susunan saraf pusat. Atrium berdenyut kemudian melalui jaringan khusus diteruskan  ke atrioventricularnode.
B.    Avertebrata
1.      Anelida
Memiliki system peredaran darah tertutup, sangat teratur, peredaran darahnya sering mengandung pigmen respiratori yang terlarut dalam plasmanya . umumnya dalam bentuk hemoglobin tetapi beberapa diantaranya berbentuk khlorokruorin atau hemeritrin. Anelida mempunyai jantung yang jelas, beberapa bagian pembuluh darahnya menggelembung dan kontraktil. Pembuluh-pembuluh penghubung antara yang dorsal dan ventral merupakan pembuluh yang kontraktil berlaku sebagai jantung tambahan.
2.     Echinodermata
Memiliki 3 sistem cairan tubuh, system coelom, system darah dan system pembuluh air. System terakhir terutama berfungsi dalam gerakan merupakan system hidrolik yang dipakai untuk menggerakan kaki tabung dan berisi cairan yang serupa dengan air laut. Terdapat coelom antara dinding tubuh dengan saluran pencernaan makanan, terisi cairan coelom tampak penting untuk pengangkutan bahan makanan antara saluran makanan ke berbagai bagian badan . saluran darahnya berisi cairan terpisah pada timun laut mengandung hemoglobin.
3.    Moluska
Kecuali cumi-cumi, moluska terdapat peredaran dara terbuka. Darahnya berisi hemosisanin dan beberapa jenis memiliki hemoglobin. Moluska memiliki jantung yang berkembang cukup baik, denyut jantung disesuaikan dengan keperluan secara faal akan oksigen. Jantung moluska mampu berdenyut terus meskipun dipisahkan hubungannya dengan saraf, memiliki pacemaker yang ritmis. Asethilkolin bersifat penghambat dan serotonin merupakan senyawa pemicu jantung.
Cephalopoda (cumi-cumi) memiliki system peredaran darah tertutup yang sangat maju dan dilengkapi arteri, vena dan jaringan kapiler. Hal ini berkaitan dengan pengaturan peredaran dan aktivitas hewan tsb. Selain itu juga karena kepentingan darah dalam pertukaran gas respirasi dan berkait dengan fungsi ginjal.
4.    Serangga
Terdapat pembuluh darah utama di sepanjang sisi dorsal. Pembuluh di bagian posterior berfungsi sebagai jantung yang dilengkapi dengan serangkaian lubang berkatup jalan untuk aliran darah. Darah serangga tidak berperan khusus dalam pernapasan fungsi utamanya adalah membawa bahan makanan dan hasil metabolisme ke setiap bagian badannya, juga menyediakan system transport bagi hormone. Hormone sangat penting dalam koordinasi fisiologis. Pada beberapa serangga peredaran darah sangat penting dalam pembagian panas dan khususnya pengaturan kehilangan pada serangga sangat aktif yang dapat terbang.
5.     Arachnida
Pada beberapa kalajengking dijumpai hemosianin. Kalajengking dan laba-laba memiliki organ respiratori yang dialiri darah. Karenanya tidak memiliki system trachea seperti serangga. Jantungnya terdapat disebelah dorsal abdomen. Jantung dilengkapi celah-celah berkatup dan mengalirkan darahnya ke arteri. Adanya tekanan darah yang tinggi ke bagian kaki sangat diperlukan untuk bergerak.
6.     Krustacea (udang-udangan)
Peredaran darahnya bervareasi. Pada udang kecil sangat sederhana, pada udang besar terutama dekapoda dijumpai system peredaran darah lebih maju dan memiliki hemosianin sebagai pigmen respiratori.
Darah masuk ke jantung disebelah dorsal melalui ostia yang berkatup. Dari jantung terdapat arteri utama ke anterior maun ke posterior. Arteri bercabang-cabang dimana darah keluar dari pembuluh dan mengalir diantara jaringan ke system sinus ventral. Darah mengalir ke insang dan kembali ke jantung melalui pembuluh yang terputus-putus.




0 komentar:

Posting Komentar