A.
Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat
dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal
yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas
yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya
membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang
lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena
dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur
lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
B. Bentuk Tubuh
Biasanya berkisar
10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah
mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh
di bawah keluarga Protista.
Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh
lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa
amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian,
Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan
oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran
3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang,
atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki
fligel atau bersilia.
C. Habitat
Protozoa hidup di air
atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat
di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks,
termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada
permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi
pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang
lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air
tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di
dalam rumen
hewan ruminansia. Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius.
Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.
Didalam ekosistem air protozoa merupakan
zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis,
elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya
mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari
zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba
menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang
terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan golgi,
mikrokondria, plastida,
dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,.
Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri
dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari
organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa
dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada
persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk
sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
D. Ciri-ciri
Protozoa
adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria.
Ciri-ciri
umum :
·
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
·
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
·
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
·
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
·
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
·
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau
flagela
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya
yang aktif dengan silia atau flagen,
memili membrane sel dari zat lipoprotein,
dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa
berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis
protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba
Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela
diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15
menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi
dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang
masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma
menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah
benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing
mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan
kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka
amuba akan membentu kista. Didalam kista amuba
dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kacil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba
baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah sampaipada
ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
E. Morfologi Protozoa
Semua protozoa
mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat
berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut
kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan,
maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai
dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin
seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik,
yang ditandai dengan fleksibilitas
ektoplasma
yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian
dan Heliozoan
dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar
yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.
Kerangka luar Foraminifera tersusun dari
CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia,
namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai
dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa
yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak
dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia
dikelompokkan ke dalam Ciliophora,
dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia
dikelompokkan ke dalam Sporozoa. Mulai tahun
1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of
Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru,
yaitu Sarcomastigophora,
Ciliophora,
Acetospora,
Apicomplexa, Microspora,
Myxospora,
dan Labyrinthomorpha.
Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina
dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora,
dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka
dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora
adalah genera Monosiga,
Bodo,
Leishmania,
Trypanosoma,
Giardia,
Opalina,
Amoeba, Entamoeba,
dan Difflugia. Anggota kelompok Ciliophora
antara lain genera Didinium,
Tetrahymena,
Paramaecium, dan Stentor.
Contoh protozoa kelompok Acetospora
adalah genera Paramyxa.
Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria,
Toxoplasma,
Babesia, Theileria.
Genera Metchnikovella
termasuk kelompok Microspora.
Genera Myxidium
dan Kudoa
adalah contoh anggota kelompok Myxospora.
F. Fisiologi Protozoa
Protozoa
umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung
enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses
transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya
mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel
organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di
lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat
berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi
melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan
masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke
dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian
dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh
sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang
fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar
(vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak
tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel
yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu
silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
G. Adaptasi
Sebagai
predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan
peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.
Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya
amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki
bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua
protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut
vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna,
protozoa merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan
demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang
produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit
malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari
hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan
bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat
bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan
kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau
oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan
untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari
satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites
(Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan
tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation,
sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.
Protozoa dapat
mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan
kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat
menyebabkan malaria atau disentri amuba.
E. Jenis-jenis Protozoa
Protozoa memiliki 4
kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya
1.
Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang
merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air
laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam
tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
2.
Cilliata
Anggota Ciliata ditandai
dengan adanya silia (bulu getar) . Pada fase hidupnya yang digunakan sebagai
alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Memilki
2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar), yang mengendalikan
fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga berperan penting dalam
reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat
konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ada vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhya. Banyak hidup di air
laut dan tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella,
Balantidium coli . Alat geraknya berupa rambut getar (silia). Ciliata mempunyai
beberapa ciri-ciri , antara lain :
a. Struktur tubuh
1. Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali
ciliate primitiv, simetrinya radial.
2. Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan
luar yang disusun oleh sitoplasma padat
3. Tubuhnya diselimuti oleh silia , yang
menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia somatic
4. Ciliata mempunyai dua tipe inti sel (nukleus),
yaitu makronukleus dengan mikronukleus.
5. Ciliata tidak mempunyai struktur khusus
pertukaran udara dan sekresi nutrisi dan cara makan
Ciliata memilki mulut
atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan
primitiv , mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata ,
bagian tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada
ciliata yaitu:
1.
Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan
panjang
2.
Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk
piringan
Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk
menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring . Contoh
anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.
Gambar 1.1 Stentor
Gambar 1.2 Didinium
Gambar 1.3 Vorticella
a. Struktur Paramecium
Ujung depan tubuh tumpul, sedangkan belakang
meruncing hingga bentuknya seperti sandal atau sepatu.
Terdapat contoh Ciliata yang lain antara lain
seperti :
1) Stentor
; Bentuk seperti terompet dan menetap di air tawar yang tergenang atau
mengalir. Makanan hewan ini adalah Ciliata yang ukurannya lebih kecil.
2) Didinium
; Merupakan predator pada ekosistem perairan yaitu pemangsa Paramecium.
3) Vortisella
; Bentuk seperti lonceng, bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang dilengkapi silia sekitar mulutnya. Hidup di air tawar , menempel dengan
tangkai batang yang bersifat kontraktil pada substrak. Makananya berupa bakteri
atau sisa-sisa bahan organik yang masuk bersama aliran air melalui celah
mulutnya.
4) Styllonichia
; Bentuknya seperti siput, silia berkelompok
5) Ballanthidium
coli ; habitatnya pada kolon atau usus besar manusia bagian asenden dan
transenden yang dapat menyebabkan gangguan pada perut.
3. Flagellata
Flagellata merupakan salah satu kelompok protozoa
yang memiliki flagel sebagai alat geraknya, flagel adalah semacam bulu cambuk.
Bulu cambuk terletak pada bagian depan sel, ada juga yang berada di belakang
sel. Bila alat geraknya berada di depan sel maka saat bergerak seperti menarik
sel itu, sedangkan pada falgellata yang memiliki alat gerak fi belakang maka
gerakannya seperti mendorong sel. Flagel tidak hanya sebagai alat gerak tetapi
juga sebagai alat pencipta gelombang di air sehingga makanannya dapat mendekat
ke mulutnya dan dapat dimakan.
Struktur tubuh Flagellata terdiri atas :
itu adalha gambaran dari struktur flagellata.
Bintik mata dalam flagellata berfungsi sebagai alat penglihatan, dapat
membedakan gelap terangnya cahaya saja, jadi bintik mata tersebut dapat
menghantarkan flagellata menuju tempat yang ada cahayanya untuk berfoto
sintesis. Kemudian ada bagian yang bernama vakuola kontraktik, fungsinya
sebagai tempat pembuangan zat sisa yang berupa cairan , ada nukleus atua inti
sel, vakuaola makanan, palikel. Berbeda dengan vakuola kontraktik, vakuola
makanan berfungsi sebagai mulut flagellata ( namanya agak mirip tapi fungsinya
beda). Pelikel adalah suatu lapisan luar flagellata yang terbentuk dari
protein.Ada lagi selain dalam gambar itu, stigma. Stigma adalah alat pernafasan
pada flagellata dan juga berfungsi sebagai pembakar nitrogen dalam tubuhnya.
Kita sudah tau kalau flagellata memiliki klorofil, buktinya
dia bisa berfotosintesis kan, tapi sebagian kecil protozoa tidak memiliki
klorofil, dibentuklah kelompok flagellata menjadi :
·
Fitoflagellata
·
Zooflagellata
Fitoflagellata memilih habitatnya di air , dan
tubuhnya diselubungi oleh lapisan pelikel yang telah dijelaskan di atas tadi,
fitoflagellata dibagi lagi menjadi :
·
Euglenoid
·
Dinoflagellata
·
Volvocida
Zooflagellata adalah flagellata yang tak memiliki
klorofil, mirip dengan hewan. Biasanya ada yang hidup bebas di alam ada juga
yang hidup berparasit. Zooflagellata bereproduksi aseksual dg pembelahan biner
secara longitudinal, sedangkan reproduksi secara seksual belum diketahui.
4.
Sporozoa
Sporozoa merupakan
satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak
dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya. Sesuai dengan
namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora. Sporozoa hidup sebagai
parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi inangnya, misalnya
Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia,
Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam
darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga
menyebabkan kematian.
Ada empat jenis species
Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing masing jenis
Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
a)
Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat
tidak ganas,
gejalanya
adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).
b)
Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas,
gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
c)
Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak
ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
d)
Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas,
gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.
F. Protozoa Usus
1.
Entamoeba
hystolitica
Protozoa intestinal /
usus
o biasa ditemukan dalam usus
besar
Daerah penyebaran :
o keadaan lingkungan jelek
o penduduk tidak memeperhatikan
kebersihan makanan / minuman
o banyak lalat / kecoa sebagai
vector mekanik.
Sifatnya pathogen:
o menimbulkan penyakit
amubiasis disentri
o gejala utama diare disertai
darah dan lendir, entamoeba merusak mucosa usus sehingga terjadi
pendarahan.
o Menyerang segala umur
o Banyak diderita penduduk pada
keadaan sos-ekonomi rendah
o Biasa terjadi pada perubahan
musim.
Morfologi (bentuk
trofozoit & kista)
Bentuk Trofozoit
o Bentuk trofozoit mempunyai
ciri-ciri sbb:
1)
bentuknya tidak teratur
2)
bagian dalam : endoplasma , bagian luar : ektoplasma
3)
bergerak aktif dengan ektoplasma, pseudopodia (kaki palsu) berasal
dari ektoplasma
4)
segera mati bila berada di luar hospes, karena tidak mempunyai satu
buah inti.
5)
di dalam endoplasma : eritrosit ( saat merusak mukosa usus ),
leukosit dan sisa jaringan ukuran 20-30 mikron
6)
melukai mukosa colon, diare darah
Bentuk
Kista
bentuk kista mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
bentuknya bulat
b.
mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma, sehingga dapat hidup
lebih lama di luar hospes oleh karena dapat mempertahankan diri dari pengaruh faktor
luar ( cuaca, zat kimia, suhu )
c.
mencemari lingkungan
d.
ada tiga macam bentuk kista
·
kista berinti satu : vakuola glikogen dan benda kromatoid berfungsi
untuk penyimpanan makanan
·
kista berinti dua : vakuola glikogen dan benda kromatoid
·
kista berinti empat : bentuk infektif ( mencemari makanan dan bila
dimakan akan berubah menjadi tropozoit)
e. ukuran
6-15 mikron
Lingkaran hidup
·
Hospes definitive : manusia
·
Hospes antara : lalat / kecoa sebagai vector makanik, bentuk
kista menempel pada luar tubuhnya.
·
Habitat : colon
·
Bentuk infektif : kista berinti empat
·
Cara infeksi : melalui makanan / minuman terkontaminasi
Gejala klinis
·
Bentuk tropozoit merusak / melukai mukosa colon sehingga menyebabkan
diare disertai dengan darah dan lendir
·
Bentuk tropozoit ikut aliran darah sampai ke hepar mnyebabkan abses
hepar dan hepatomegali
Bentuk kista mempunyai arti penting dalam
epidemiologi oleh karena dapat menular ke orang lain
·
Penderita + kista karier ( sumber penularan)
Diagnosis
·
Memeriksa feses penderita
Pengobatan
·
Metronidazol, nama umum : flagil selama 5 hari
Pencegahan
·
Mengobati sumber infeksi
·
Memperbaiki lingkungan
·
Menjaga kebersihan makanan / minuman agar tidak terkontaminasi kista
·
Mengurangi populasi lalat / kecoa
2.
Entamoeba coly (protozoa usus)
Daerah Penyebaran :
·
Keadaan lingkungan jelek
·
Banyak lalat / kecoa
·
Tidak memperhatikan kebersihan makanan/ minuman
Sifat :
·
Non pathogen
·
Tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia
·
Bentuknya hampir sama dengan Entamoeba histolitica
·
Termasuk pseudopodia : bergerak aktif dengan kaki palsu
yang berasal dari ektoplasma.
Morfologi :
·
Bentuk tropozoit :
1. bentuknya tidak teratur
2. bagian dalam endoplasma, bagian luar
ektoplasma
3. bergerak aktif : lebih lambat daripada
Entamoeba histolitica
4. bergerak aktif dengan
ektoplasma: pseudopoda ( kakai palsu ) berasal dari ektoplasma
5. segera mati bila berada di
luar hospes, karena tidak mempunyai dinding
6. memperbanyak diri dengan pembelahan biner
7. mempunyai satu buah inti
8. di dalam endoplasma terdapat bacteria
9. ukuran 20-40 mikron
10. tidak merusak colon
·
bentuk kista :
1.
bentuknya bulat
2.
mempunyai dinding yang berasal dari ektoplasma, sehingga dapat hidup
lebih lama di luar hospes karenanya dapat mempertahankan diri dari pengaruh
factor luar ( cuaca, zat kimia, suhu)
3.
ada 4 macam bentuk kista :
a. kista berinti satu : vakuola glikogen dan
benda kromatoid berfungsi untuk penyimpanan makanan
b. kista berinti dua : vakuola glikogen dan
benda kromatoid
c. kista berinti empat : vakuola glikogen dan
benda kromatid
d. kista berinti delapan : stadium infektif
4. di luar hospes
dapat hidup lebih lama karena mempunyai dinding sehingga dapat mempertahankan
diri dari pengaruh luar.
5. mencemari lingkungan, ukuran 15 – 20
mikron
lingkaran Hidup
·
Hospes definitive : manusia
·
Hospes antara : lalat / kecoa sebagai vector mekanik bentuk infektif
menempal pada bagian luar tubuhnya.
·
Habitat : usus besar / colon
·
Bentuk infektif : kista berinti delapan
·
Cara infeksi : melalui makanan / minuman terkontaminasi
3.
Giardia lamblia
Daerah Penyebaran :
·
Keadaan lingkungan jelek
·
Banyak lalat / kecoa
·
Tidak memperhatikan kebersihan makanan / minuman
Sifat:
·
Pathogen
·
Menimbulakn penyakit giardiasis dengan gejala utama diare lemak /
steatorhea
·
Bergerak dengan flagella sehingga termasuk flagelata
·
Biasa diderita pada anak-anak
Morfologi
“Bentuk tropozoit”
1. bentukya seperti raket, bagian
anterior bulat, posterior runcing
2. bagian dorsal cembung, bagian ventral
cekung
3. berinti dua buah
4. bagian ventral anterior
mempunyai alat hisap / sucking disc yang berguna untuk menempel pada mukosa
usus
5. bergerak aktif dengan flagella yang
berasal dari ektoplasma
6. mempunyai aksostil
7. memperbanyak diri dengan belah pasang
longitudinal
8. di luar hospes tidak dapat hidup lama dan
segera mati
9. ukuran 7 x 10 mikron
kista memiliki sifat –sifat :
1. bentuk oval
2. mempunyai dinding yang berasal dari
ektoplasma
3. dapat hidup lama di luar hospes dan
mencemari lingkungan
4. mempunyai 4 buah inti
5. di dalam ektoplasma terdapat aksostil dan
sisa flagella
6. sifatnya infektif : jika
masuk ke dalam hospes segera berubah menjadi tropozoit
7. penderita yang di dalam
tubuhnya terdapat kista disebut karier dan merupakan sumber penularan
Lingkaran Hidup
·
hospes definitive : manusia
·
hospes antara : lalat dan kecoa yang berperan sebagai vector mekanik
·
habitat : duodenum
·
bentuk infektif : kista
·
cara infeksi : melalui makanan / minuman yang terkontaminasi
Gejala Klinis
·
disebabkan bentuk trofozoit
·
tropozoit melekat pada mukosa usus dengan alat hisap sehingga
absorbsi lemak terganggu, terjdi diare lemak
·
bentuk kista tidak menimbulkan gejala kliinis tetapimempunyai arti
penting epidemiologi sebagai sumber penularan
Diagnosis
·
memeriksa feces penderita : langsung / tidak langsung
·
aspirasi cairan duodenum untuk melihat bentuk tropozoit
Pengobatan
·
metonidazol (flagyl)
Pencegahan
·
mengobati sumber innfeksi
·
memperbaiki lingkungan
·
menjaga kebersihan makanan /minuman agar tidak terkontaminasi kista
·
menurunkan populasi vektor lalat / kecoa
4. Balantidium
Coli
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia
yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen,
menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber
utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia,
babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu
stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama,
hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana
layaknya E.histolitica.
Morfologi
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup
silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia).
Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut
(sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus
(cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk
ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada
cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri,
leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)
Kista
berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul,
terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup
dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum bagian
terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tropozoit
tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa
minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif. Bila
tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang
dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
Siklus Hidup
Stadium
kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista
infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di
lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri
(multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah
menjadi kista.
Stadium
kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis (1). Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada
makanan dan air
(2).
Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni
di usus besar
(3)Tropozoit
dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan
cara pembelahan binary fission
(4).
Tropozoit menjadi kista infektif
(5).
Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa
kembali ke lumen dan memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja
(1).
(lihat siklus hidup)
Reproduksi
Berlangsung
secara binary transverse fission (belah diri melintang), yaitu tropozoit
melakukan pembelahan diri dan secara konjugasi, dimana 2 tropozoit membentuk
kista bersama, dan kemudian bertukar material dari inti dan berpisah kembali
menjadi 2 tropozoit baru.
Patologi dan Gejala
Klinis
Pada
umumnya balantidiasis tidak menampakkan gejala klinis, dan infeksi pada manusia
terjadi karena makan kista infektif yang tertelan bersama air atau makanan yang
telah tercemar tinja babi atau penderita lainnya. Pada usus besar (utamanya)
menimbulkan ulserasi, sehingga menimbulkan perdarahan dan pembentukan lendir di
tinja penderita. Penderita tidak mengalami demam pada kasus balantidiosis usus
besar.
Mukosa
dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri.
Invasi berhasil dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara
mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang
kemudian pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran
merah yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang
sederhana sampai pada ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah
dengan mukosa yang normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu
menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan.
Pada
semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat
gangren. Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi sel
bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah
sel inti satu yang menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder.
Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan
tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat
daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan
yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang
encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan
kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi,
nyeri pada colon, anemi dan cachexia.
Banyak
infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi
dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada
infeksi kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang
kecil dan kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara eksperimen, menunjukkan
kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.
Diagnosis
Secara
klinik balantidiasis dapat dikacaukan dengan disentri lain dan demam usus.
Diagnosis tergantung pada berhasilnya menemukan trofozoit dalam tinja encer dan
lebih jarang tergantung pada penemuan kista dalam tinja padat, dan tinja harus
diperiksa beberapa kali, karena pengeluaran parasit dari badan manusia
berbeda-beda. Pada penderita dengan infeksi di daerah sigmoid-rectum, pemakaian
sigmoidiskop berguna untuk mendapatkan bahan pemeriksaan.
Diagnosis
laboratorium dapat ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk menemukan bentuk
kista atau tropozoit Balantidium coli.
Pengobatan
dan Pencegahan
Obat-obatan
yang sering digunakan adalah dari golongan diiodohidroksikinolin (diiodokin),
sediaan arsen (karbarson)dan oksitetrasiklin. Pencegahan dilakukan dengan
menghindari pencemaran makanan dan minuman dari tinja penderita atau babi.
Epidemiologi
Pada
manusia frekuensi Balantidium coli rendah, sedangkan frekuensi pada babi tinggi
berkisar anatar 63 - 91%. Babi mengandung Balantidium coli dan Balantidium
suis. Spesies Balantidium coli dapat menular kepada manusia sedangkan
Balantidium suis tidak dapat ditularkan kepada manusia.
Bukti
epidemiologik yang menyokong pendapat bahwa babi bukan sumber utama daripada
infeksi manusia, dan ini bertentangan dengan pendapat dahulu. Frekuensi infeksi
rendah pada manusia yang bekerja di daerah-daerah yang ada hubungan erat antara
mereka dengan babi dan manusia refrakter terhadap infeksi dengan “strain” babi.
Bila terjadi suatu wabah maka manusia yang menjadi sumber infeksi utama, di
mana penularan terjadi dari tangan ke mulut dan dari makanan yang terkena
kontaminasi.
1 komentar:
Hotel Casino - Las Vegas, NV - MapYRO
Hotel Casino in Las 천안 출장마사지 Vegas is located in a 1-minute walk 파주 출장마사지 of Casino at Bellagio and provides 용인 출장안마 a 24-hour reception. The 이천 출장마사지 casino features 2,300 slot machines, Rating: 공주 출장안마 2.3 · 3,008 reviews
Posting Komentar