Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap
(khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat-zat kimia berupa larutan.
Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan
antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra
pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir
yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah
terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka akan
tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu disebut
papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
a.
Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin. Papila ini terdapat di pangkal
lidah, berjajar membentuk huruf V.
b.
Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur. Papila ini menyebar di
permukaan ujung dan sisi lidah
c.
Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut. Papila ini merupakan papila
terbanyak. Papila inilebih banyak berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada
pengecap.
Pada
papila-papila inilah terdapat kuncup pengecap yang merupakan kumpulan
ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut saraf dihubungkan dengan
otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat tersebut berupa larutan.
Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di sekitar papila-papila. Karena
pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi
parit tersebut merangsang kuncup pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh
serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan. Kuncup-kuncup pengecap dapat
membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang
kita juga dapat merasakan lebih dari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi
karena melibatkan faktor-faktor lain yaitu: a. Kombinasi keempat rasa utama
tersebut menghasilkan rasa baru.
b. Peranan
reseptor-reseptor pencium, suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh
kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncup kuncup tersebut berkumpul pada
bagian tertentu di permukaan lidah (lihat pada Gambar). Namun tiap orang
mempunyai variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
Gambar 2.1
Penyebaran daerah rasa pada permukaan lidah
B. Jenis – Jenis Kelainan Pada Selaput Lidah
1. Warna Lidah
Warna lidah normal adalah pink. Bila lidah berubah warna
seperti dibawah ini kemungkinan menderita beberapa penyakit:
·
Putih
Menunjukkan
defisiensi Qi dan Xue Tampak pada superficial (luar)/ sindrom dingin
·
Kuning
Menunjukkan
sindrom panas di dalam
·
Kuning tua
Biasanya
dijumpai pada demam tinggi
·
Abu-abu
Menunjukkan
panas atau dingin didalam
·
Merah
Menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada
ujung lidah berarti adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri
menandakan adanya anguan ginjal dan kandung empedu.
·
Ungu
Menandakan adanya
aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan
·
Biru
Menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis
darah.
·
Hitam
Menunjukkan
penyakit yang berbahaya, menunjukkan panas yang kuat/ dingin
·
Hitam keabu-abuan
Menunjukkan
lembab dingin di dalam
·
Kecoklatan
Menunjukkan
adanya penimbunan panas pathogen
·
Keabu - abuan, kuning,
lengket
Menunjukkan panas hebat karena kekurangan Yang
·
Hitam, kuning, kering
dengan tanduk pada permukaan lidah
Menunjukkan
pemakaian cairan tubuh oleh panas yang hebat.
Gambar 2.2 Warna
Lidah
2. Kualitas Lidah
1. Tebal
Menunjukkan akumulasi cairan
tubuh yang disebabkan karena
·
Yang defisiensi pada
Ginjal dan Limpa
·
Retensi dan
stagnasidari Dahak-Lembab
2.
Tipis
Menunjukkan
terjadinya defisiensi Darah dan Qi kalau disertai warna pucat, dan defisiensi
Yin kalau disertai warna Merah dan tidak ada selaput. Kondisi lidah yang tipis
menunjukkan bahwa kondisi penyakitnya telah menahun. Dapat juga karena
defisiensi Yin yang mengarah pada Api Hati
3. Kering
Menunjukkan
adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan tubuh.
4. Kering, kasar, berduri (rough coating)
Disebabkan
karena cairan Yin menguap/ tidak cukup, bias juga karena kekurangan/ tidak
adanya Yang Qi untuk mendorong ke atas.
5. Licin, basah ( sliperry coating)
Menunjukkan retensi lembab di
interior
6. Berminyak (greasiness) menunjukkan :
· Keadaan lembab
· Retensi phlegma
· Dyspepsia
· Lembab panas karena
penekanan Yang Qi oleh pathogen
7. Koagulasi (curdiness)
Menunjukkan
naiknya factor-faktor pathogen busuk dari lambung karena terjadi excessive
panas di lambung
8. Mengelupas (exfoliation)
Menunjukkan
: merupakan manifestasi kegagalan Yin lambung/ gangguan Qi lambung.
Gambar 2.3 Kualitas Lidah
Lidah tak berakar (root –
scrapping)
Menunjukkan :
· Kalo lapisan itu mempunyai akar ( menutup seluruh lidah)
menunjukkan excess syndrome ( sindrom panas) dimana Qi lambung dalam keadaan
cukup (disebut false coating)
· Kalo lapisan itu tidak punya akar (menutup sebagian lidah saja )
menunjukkan sindrom dingin dari lambung/ Qi yang kurang dari lambung (true
coating).
C. Kelainan Pada Lidah
1. Kelainan Kongenital pada Lidah :
1.Microglossi
Keadaan
dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut Sindroma
Pierre-Robin.
2.
Macroglossi
Lidah
sangat besar, mudah terkena infeksi. Disebabkan kretinisme kongenital dan
idiopatik (mungkin hipotiroid pada ibu ). Dapat dijumpai neurofibroma
dan/hemangioma.
3.
Median Rhomboid Glossitis
Kelainan
kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak tumbuh. Histologisnya seperti
radang sehingga ada yang menggolongkannya sebagai radang namun secara
patogenesis kelainan ini bersifat kongenital.
4. Tuberkulum
impar
pada
bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua tuberkulum lateral lidah,
sehingga tanpa epitel dan berbentuk belah ketupat.
5.
Tounge Tie
Lidah
seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum lidah terlalu panjang.
6.
Scrotal Tounge
Lidah
seperti skrotum dengan fisura-fisura yang terlalu dalam dan rugae-rugae kasar.
7. Bifid Tounge
Lidah
terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri terganggu. Tie Tounge, Scrotal
Tounge, dan Bifid Tounge merupakan merupakankelainan kongenital yang secara
fungsional tidak mengganggu.Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal.
Microglossi dengan micrognatia disebut Keadaan dimana lidah lebih kecil dari
normal. Microglossi dengan micrognatia disebut merupakan Radang Mukosa Mulut
dan Gingiva Keadaan dimana lidah lebih kecil dari normal.
2. Macam-macam
Penyakit Pada Lidah
1. Kanker Lidah
Kanker
lidah adalah kanker yang terjadi pada lidah. Kanker lidah adalah jenis umum dan
serius dari kanker kepala dan leher. Kondisi ini biasanya muncul sebagai sel
skuamosa (tempat, benjolan putih atau ulkus) pada lapisan luar lidah. Studi
penelitian menunjukkan bahwa orang dengan riwayat nikotin dan ketergantungan
alkohol memiliki insiden yang lebih tinggi kanker lidah. Lebih dari 10.000
orang Amerika didiagnosa setiap tahun dengan kanker lidah. Ketika kanker
terbentuk di depan dua-pertiga dari lidah, itu diklasifikasikan sebagai jenis
kanker rongga mulut disebut kanker lidah mulut. Kanker yang berkembang di
sepertiga sisanya lidah disebut kanker dasar lidah dan dianggap sebagai bentuk
tenggorokan (orofaringeal) kanker.
Penyebab kanker lidah
Asap rokok yang mengepul dalam rongga mulut dan terkena lidah dapat memicu kanker lidah. Selain asap rokok, kebiasaan minum alkohol dapat memicu munculnya kanker lidah, selain itu pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetik dapat menjadi penyebab kanker lidah.
Gejala dan tanda kanker lidah
Gejala dan tanda yang dapat muncul pada kanker lidah adalah :
Asap rokok yang mengepul dalam rongga mulut dan terkena lidah dapat memicu kanker lidah. Selain asap rokok, kebiasaan minum alkohol dapat memicu munculnya kanker lidah, selain itu pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, kebersihan mulut yang buruk, radang kronis dan genetik dapat menjadi penyebab kanker lidah.
Gejala dan tanda kanker lidah
Gejala dan tanda yang dapat muncul pada kanker lidah adalah :
1. biasanya
terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang
adekuat,
2. mudah
berdarah,
3. nyeri
lokal,
4. nyeri
yang menjalar ke telinga,
5. nyeri
menelan,
6. sulit
menelan,
7. pergerakan
lidah menjadi semakin terbatas.
Pengobatan
kanker lidah
Pengobatan kanker lidah berdasarkan stadium kanker, umumnya dilakukan dengan operasi, radioterapi atau kemoterapi. Kanker pada dasar lidah biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi (kemoradiasi), kadang-kadang diikuti dengan pembedahan.
Pengobatan kanker lidah berdasarkan stadium kanker, umumnya dilakukan dengan operasi, radioterapi atau kemoterapi. Kanker pada dasar lidah biasanya dirawat dengan kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi (kemoradiasi), kadang-kadang diikuti dengan pembedahan.
2.
Sariawan
Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis
aphtosa adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih
kekuningan dengan permukaan agak cekung.
Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.
Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang
paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini,
dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi
penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau
minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan,
kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh
yang tidak fit.
Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu
hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan
karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi
citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah,
obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah
Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah
berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.
3. Geografic
Tongue
Lidah
seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu
berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih
tebal.
gangguan
tersebut biasanya terjadi pada anak usia di atas 2 tahun, seringkali penderita
alergi mengalami keluhan seperti ini. geographic tongue seringkali terjadi bila
terjai gangguan pada saluran cerna. penyebab gangguan ini bisa karena alergi
makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk atau pilek.
gangguan
tersebut biasanya disertai gangguan pencernaan lainnya di antaranya :
saluran
cerna : mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak. mual pagi hari.
sering buang air besar (bab) 3 kali/hari atau lebih, sulit bab
(obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering
buang angin, berak di celana. sering kembung, sering buang angin dan bau tajam.
sering nyeri perut.
gigi
dan mulut : nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah
bengkak/berdarah. bibir kering dan mudah berdarah, sering sariawan, lidah putih
& berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
gangguan
lain yang menyertai
saluran
napas dan hidung : batuk / pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung
buntu, terutama malam dan pagi hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering
menarik napas dalam.
kulit
: kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit
nyamuk. warna putih pada kulit seperti ”panu”. sering menggosok mata, hidung,
telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. kotoran
telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis
eksterna).
pembuluh
darah vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada
tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. berdebar-debar,
mudah pingsan, tekanan darah rendah.
otot
dan tulang : nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari
saluran
kencing : sering minta kencing, bed wetting (semalam ngompol 2-3 kali)
mata
: mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). kulit hitam di area
bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
hormonal
: rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi
badan.
kepala,telapak
kaki/tangan sering teraba hangat. berkeringat berlebihan meski dingin
(malam/ac). keringat berbau.
fatique
: mudah lelah, sering minta gendong
perilaku
yang sering menyertai
gerakan
motorik berlebihan anak tidak bisa diam, sering bergulung-gulung di kasur,
menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}. ”tomboy” pada anak perempuan : main
bola, memanjat dll.
gangguan
tidur malam : sulit tidur bolak-balik ujung ke ujung, tidur posisi “nungging”,
berbicara,tertawa,berteriak, sering terbangun duduk saat tidur,,mimpi buruk,
“beradu gigi”
agresif
meningkat sering memukul kepala sendiri, orang lain. sering menggigit,
menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
gangguan
konsentrasi: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi,main game,
baca komik, belajar. mengerjakan sesuatu tidak bisa lama, tidak teliti,
sering kehilangan barang, tidak mau antri, pelupa, suka “bengong”, tapi anak
tampak cerdas
emosi
tinggi (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala,
negatifisme
gangguan
keseimbangan koordinasi dan motorik : terlambat bolak-balik, duduk, merangkak
dan berjalan. jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter
”w”.
gangguan
oral motor : terlambat bicara, bicara terburu-buru, cadel, gagap. gangguan
menelan dan mengunyah, tidak bisa makan makanan berserat (daging sapi,
sayur, nasi) disertai keterlambatan pertumbuhan gigi.
4. Atropic
Glossitis
Penyakit
ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
5. Fissured
Tongue
Lidah
akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga
bercabang-cabang.
6. Coated Tongue
·
Coated tongue adalah
lapisan berwarna putih, kuning, atau kecoklatan di atas permukaan lidah, yang
disebabkan oleh adanya akumulasi dari bakteri, debris makanan, lekosit dari
poket periodontal, dan deskuamasi sel epitel (Danser et al, 203).
Pasien yang lebih tua memiliki
prevalensi yang lebih sering untuk coated tongue dari pada pasien yang lebih
muda. Perubahan pola diet, ketidakmampuan fisik untuk menjaga oral hygiene
dengan baik, dan penurunan jumlah aliran saliva akan menyebabkan akumulasi dari
debris oral. Selain itu dikatakan pula bahwa ketebalan coated tongue akan
semakin bertambah pada pasien penderita penyakit periodontal. Leukosit
meningkat pada saliva pasien dengan penyakit periodontal, dan lekosit akan terakumulasi
pada permukaan lidah (Danser et al, 2003). Coated tongue akan menyebabkan
terjadinya penumpukan bakteri, bau mulut dan sensasi rasa pada lidah kurang
peka(Quirynen et al, 2004).
·
Etiologi
Secara mikroskopis pembentukan coated
tongue berhubungan erat dengan tingkat multipikasi sel epitel, kuantitas dari
desmosom dan granul pada selaput membrane (Danser et al,2003). Berikut adalah
beberapa predisposisi terjadinya coated tongue (Scully, 2001):
1. Edentulous
2. Diet makanan lunak
3. Oral hygiene yang buruk
4. Puasa
5. Demam
6. Xerostomia
7. Konsumsi berbagai obat
·
Patofisiologi
Pada dasarnya, permukaan atas lidah
adalah daearah yang rentan iritasi. Iritasi ini sering disebabkan oleh minuman
yang terlalu panas atau makanan yang kasar. Hal tersebut menyebab bagian
permukaan lidah membentuk perlindungan berupa lapisan dari keratin yang telah
mati. Dalam keadaan normal jumlah keratin yang diproduksi sama dengan keratin
yang mengelupas ( telah mati). Pada keadaan tidak normal keseimbangan tersebut
terganggu sehingga menyebabkan coated tongue. Coated tongue juga dapat
disebabkan oleh diet makanan lunak yang menyebabkan keratin tidak terangsang
untuk mengelupas (AOMP, 2005).
·
Gambaran Klinis
Gambaran coated tongue secara klinis
berupa selaput (lesi plak) yang menutupi bagian permukaan atas lidah. Selaput
ini dapat berwarna putih kekuningan sampai berwarna coklat. Selaput terdiri
dari akumulasi bakteri, debris makanan, lekosit dari poket periodontal, dan
deskuamasi sel epitel. Selaput ini dapat hilang pada pengerokan tanpa
meninggalkan daerah eritem. Coated tongue dapat muncul dan hilang dalam waktu
yang singkat (Danser et al 2003; Laskaris, 2006; Scully, 2001).
·
Diagnosis Banding
Lesi coated tongue harus dibedakan
candidiasis, hairy leukoplakia, dan hairy tongue (Scully, 2001):
1.
Candidiasis
Candidiasis
merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari
Candida albicans. Pertumbuhan candidiasis berlebih dapat disebabkan oleh
iritasi kronis, kebersihan mulut yang jelek, dan xerostomia. Lesi ini tampak
sebagai plak mukosa berwarna putih, difus, dan bergumpal yang dapat dikerok
namun meninggalkan permukaan eritem, kasar, atau berdarah. Pada kondisi
candidiasis Daerah rongga mulut yang biasanya terkena adalah dorsum
lidah, palatum, dan sudut bibir (Langlais dan Miller, 1994).
2. Hairy Leukoplakia
Hairy
leukoplakia adalah suatu temuan benar-benar mirip leukoplakia yang menunjukkan
infeksi dan imunosupresi dari HIV. Lesi ini terutama terletak pada tepi lateral
lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan ventralnya. Berasal
dari virus Epstein-Barr. Lesi ini membentuk kupasan seperti rambut dari lapisan
permukaan parakeratotik serta menimbulkan plak berkerut tebal dan luas berwarna
putih. Tepinya tidak berbatas jelas dan lesi ini tidak hilang bila dikerok
(Langlais dan Miller, 1994)
3. Hairy Tongue
Hairy
tongue merupakan pemanjangan dari papilla fiiformis yang membuat dorsum lidah
tampak seperti berambut. Hairy tongue dapat berwarna putih, kuning, coklat atau
hitam. Warna tersebut adalah akibat dari faktor-faktor intrinsik (organism
kromogenik) dan ekstrinsik (warna makanan dan tembakau). Lesi tersebut biasanya
mulai dari dekat foramen caecum pada permukaan dorsal lidah , menyebar ke
lateral dan ke anterior. Papila filiformis yang terlibat akan berubah warna dan
memanjang sampai beberapa millimeter. Hairy tongue biaanya tanpa gejala, namun
dalam keadaan yang parah hairy tongue dapat menyebabkan gatal pada lidah
(Langlais dan Miller, 1994)
·
Terapi
Terapi untuk coated tongue adalah
sebagai berikut (Scully, 2001):
1.
Terapi faktor yang melatarbelakangi terjadinya coated tongue
2.
Meningkatkan oral hygiene
3.
Membersihkan lidah
Metode membersihkan lidah dapat
dilakukan dengan menggunakan instrument tongue-scraping yang terbuat dari bahan
plastik, atau dapat digunakan bagian cekung dari sendok sebagai alternatif.
Membersihkan lidah dengan sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat
mudah dan dapat mengurangi rasa mual saat membersihkan lidah. Berikut ini
adalah tahap-tahap membersihkan lidah dengan tongue scraper (Danser et al,
2003):
-
Keluarkan lidah dari mulut sepanjang-panjangnya
-
Perhatikan daerah dengan akumulasi debris pada lidah, debris biasanya terletak pada daerah paling posterior pada
dorsum lidah
-
Letakkan tongue scraper seposterior mungkin pada dorsum lidah
-
Tongue scraper dipastikan dapat menyentuh seluruh permukaan lidah
-
Berikan tekanan pada scraper sambil mendorong tongue scraper ke depan
perlahan-lahan
-
Bersihkan tongue scraper dari debris dengan air mengalir
-
Ulangi prosedur scraping sampai debris tak dapat diambil lagi
-
Bersihkan dan keringkan tongue scraper
-
Gunakan peroxide atau asam ascorbic sebagai obat kumur
7. Glossopyrosis
Kelainan
ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar
tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
8.
Oral candidosis
Penyebabnya
adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya lidah akan tampak
tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
D. Penyebab
Cadel dan Cara Mengatasinya
1.
Kurang matangnya koordinasi bibir dan lidah
Kemampuan
mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung
pada kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi
motorik otot-otot lidah. Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R,
diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara lidah, langit-langit, dan
bibir.
Cara mengatasi:
Cara mengatasi:
Orangtua
harus meluruskan dengan cara menuntun anak melafalkan ucapan yang benar. Tetapi
ingat, orangtua tak boleh memaksakan anak harus langsung bisa, apalagi jika
saat itu belum tiba waktu kematangannya untuk mampu melakukan hal tersebut.
Pemaksaan hanya membuat anak jadi stres, sehingga akhirnya dia malah mogok
berusaha meningkatkan kemahiran berbahasanya. Lakukan pula kerja sama dengan
guru, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal.
2.
Kelainan fisiologis
Cadel
yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya
dibedakan menjadi 3 yakni:
*
Gangguan pada bagian pendengaran.
Gangguan
ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang
terdapat di telinga, sehingga bisa memengaruhi pendengaran. Akibatnya,
informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan
tentunya juga memengaruhi kemampuan berbicaranya.
*
Gangguan pada otak.
Ada
beragam yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Di antaranya
adalah perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti
radang selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat
menyebabkan gangguanpada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara.
Salah satunya adalah cadel.
*
Gangguan di wilayah mulut.
Gangguan
ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah,
bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu
tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit,
atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ
mulut ini sangat jarang terjadi.
Cara
mengatasi:
Kelainan
fisiologis dapat diatasi, tergantung berat ringan penyebabnya. Umumnya bila
penyebabnya termasuk katagori berat, maksudnya penyakitnya tak dapat
disembuhkan atau kelainan organnya tak dapat dikoreksi, maka bisa menjadi cadel
yang menetap. Namun bila tergolong ringan, maka cadelnya tidak menetap.
3.
Faktor lingkungan.
Misal,
karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan
kecadelan pula. "Jangan naik pagel (pagar, Red)." Akibatnya, malah
bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus bicara cadel. Padahal saat anak
belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena meniru. Nah,
kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata
cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu
juga jika ayah atau ibunya cadel (sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah
mendengar dan belajar bagaimana seharusnya mengucapkan konsonan tertentu.
Cara
mengatasi :
Orangtua
harus menghentikan kebiasan berkata cadel dan melakukan koreksi. Amati dengan
jeli. Contoh, bila hari ini bisa namun keesokan harinya tidak bisa, maka tugas
orangtua segera mengoreksi dengan menyebutkan yang sebenarnya. Mintalah kepada
anak untuk mengulanginya beberapa kali. Namun, jangan memaksa. Berikan
penghargaan bila ia kembali mampu mengucapkannya dengan baik. Jika orangtua
memang cadel, mintalah orang-orang yang berada di lingkungan terdekat untuk
memberikan stimulasi kepada anak.
4.
Faktor psikologis
Contoh,
untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang semula tidak
cadel, tiba-tiba menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara adiknya.
Cara
mengatasi:
Orangtua
harus menunjukkan bahwa perhatian kepadanya tidak akan berkurang karena
kehadiran adik. Selain itu, orangtua juga harus terus mengajak anak bicara
dengan bahasa yang benar, jangan malah menirukan pelafalan yang tidak tepat.
MENCEGAH
CADEL
Demi
menghindari timbulnya cadel, rajin-rajinlah memberikan stimulasi pengucapan
yang benar. Paling lambat saat anak berusia 2 tahun. Jangan gunakan bahasa
dengan pengucapan yang cadel. Jangan mengganti bunyi "s" dengan
"c" atau "r" dengan "l", dan lain-lain.
Jangan pula menghilangkan konsonan tertentu dalam berbicara. Ini kerap dilakukan tanpa disadari oleh orang dewasa dengan alasan memudahkan. Yang paling sering adalah konsonan "R", semisal "pergi" jadi "pegi" atau "es krim" jadi "ekim".
Jangan pula menghilangkan konsonan tertentu dalam berbicara. Ini kerap dilakukan tanpa disadari oleh orang dewasa dengan alasan memudahkan. Yang paling sering adalah konsonan "R", semisal "pergi" jadi "pegi" atau "es krim" jadi "ekim".
6 komentar:
Thanks Sist... Info yang sangat bermanfaat,..
Terimakasih infonya sangat bermanfaat :)
ada kah solusi solusi nya selain,.. " Kunjungi dokter, atau RS, yang terdekat.!!!??????????
yang pemting kan SOLUSI nya itu !!!
ada kah solusi solusi nya selain,.. " Kunjungi dokter, atau RS, yang terdekat.!!!??????????
yang pemting kan SOLUSI nya itu !!!
THANKS for your information
Makasih info-infonya, ijin copas untuk tugas sekolah
Posting Komentar